Dari pekarangan rumah yang ditanami dengan berbagai jenis sayuran itu, Suyono menceritakan mampu mengantongi gocek per hari minimal Rp300.000.
Persemaian kering bisa dilakukan di pekarangan rumah para petani. Inovasi ini pertama kali diterapkan oleh Hasanudin Petani dari Poktan Sumber Tani Kecamatan Kalianget.
Masyarakat harus memanfaatkan setiap jengkal tanah kosong untuk ditanami berbagai komoditas pangan, seperti umbi-umbian, sayuran, dan buah-buahan.
KWT Dahlia Mekar Mandiri meraih juara 1 tingkat Provinsi Jawa Barat pada peringatan Hari Pangan Sedunia, pada 2017 meriah juara 1 lomba Kampung Hidroponik tingkat Kabupaten Bandung, dan 2015 meraih juara 1 KWT Terbaik tingkat Kabupaten Bandung.
Pemanfaatan pekarangan di P4Snya adalah sebagai percontohan bagi masyarakat dan dua Kelompok Wanita Tani (KWT) yang menjadi binaan.
Ide bertanam dipekarangan tercetus begitu saja. Saat itu, sebagian besar anggota tinggal di daerah pinggiran dengan halaman masing-masing yang luas dan tidak termanfaatkan.
Bermodalkan iuran Rp5.000, KWT yang bernama Mekar Jaya ini mampu memproduksi sayuran segar dari pekarangan rumah.
Awalnya karena dorongan dan keinginan hati dari masyarakat sekitar, terutama ibu-ibu dan anak- anak muda yang kemudian bergabung jadi sebuah kelompok, untuk memanfaatkan lahan yang terbatas agar bisa memiliki nilai tambah.
Berawal bertanam di pekarangan rumah kemudian berlanjut bertanam diatas saluran air didepan rumahnya.
Budidaya sayuran di pekarangan tidak hanya dapat mencukupi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, namun juga mengurangi uang belanja bahkan dapat menambah pendapatan keluarga jika hasilnya dipasarkan.